Minggu, 29 Januari 2012

Merpati Kentongan


Merpati kentong adalah sebutan merpati lokal yang sering dijadikan ajang aduan. Aduan merpati lokal ini juga mempunyai peraturan tersendiri. Tidak lagi diletakkan di satu tempat yang dijadikan finis, melainkan tetap menggunakan kandang masing-¬masing sebagai finis dengan pelepasan pada satu tempat yang ditentukan. Jarak pelepasan biasanya lebih dekat dibanding dengan merpati pos, yaitu hanya mencapai puluhan kilometer.

Istilah merpati kentong ini diambil dari kebiasaan saat diadu. Masing-masing lawan menempatkan satu orang pengawas di kandang masing-masing sebagai finis dengan menggunakan alat kentongan sebagai tanda bila merpati sudah sampai di finis. Ada jugksebagai tanda mencapai finis digunakan bendera khusus yang dikenal dengan istilah kebut. Model aduan semacam ini banyak dilakukan di daerah Jawa Timur, khususnya daerah Surabaya dan sekitarnya.

Pada aduan merpati kentong biasanya hanya dua merpati yang diadu kecepatannya dan lokasi lawan relatif berdekatan sehingga antara kandang dapat memantau kedatangan masing-masing merpati baik dari suara tanda kentongan atau melihat langsung. Rentuk lomba merpati semacam kentong boleh dibilang bersifat ilegal dan masih dihantui penggerebekan pihak kepolisian. Mengingat aduan merpati kentong hampir tidak bisa dipisahkan dengan bentuk perjudian.

Aduan merpati semacam ini juga tidak bisa dijadikan atraksi wisata karena biasanya tidak bisa dipindahkan ke tempat yang diinginkan pada satu tempat untuk lebih mudah ditonton. Jika terpaksa harus menggunakan kandang yang sama pada satu tempat yang ditentukan, membutuhkan waktu yang cukup lama. Misalnya, untuk membiasakan tinggal serta harus melakukan latihan terbang kembali ke kandang yang dimulai dari awal.

Jenis merpati lokal ini memang hanya dilombakan pada jarak puluhan kilometer. Namun, perlombaan ini sangat mengasyikkan dan telah menjadi tontonan gratis bagi masyarakat. Merpati-merpati lokal mempunyai kebiasaan terbang sangat tinggi hingga tidak kelihatan. Begitu mencapai ketinggian di atas kandangnya langsung terbang menukik dengan kecepatan penuh. Bahkan, sering ditemukan merpati jenis ini mati saat berlomba akibat terlalu kerasnya membentur atap kandang atau kawat yang melintang disekitar kandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar