Bisnis peternakan itu seni. Yang
namanya usaha tentu saja yang terbayang dalam pikiran kita adalah keuntunganya,
semakin besar keuntungan yang mungkin didapatkan akan semakin membuat kita
bersemangat untuk menekuninya.
Tetapi, bila dalam menjalankan sebuah usaha yang menjadi motivator utamanya
adalah hanya keuntungan semata, maka akan sulit sekali kita bisa mendapatkan
hasil yang optimal.
Kendati makanan dan minuman
sehari-hari juga terdapat kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan
merpati, vitamin serta mineral masih harus diberikan. Hal ini dilakukan sebagai
antisipasi kekurangan vitamin dan mineral.
Kebutuhan vitamin dan mineral sangat penting untuk meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit, memperkuat otot, memperlancar metabolisme
tubuh, dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Vitamin yang dibutuhkan sesuai
kebutuhan meliputi vitamin A (menyehatkan dan mempertajam penglihatan mata), B
kompleks (memperkuat otot dan saraf, meningkatkan daya tahan tubuh, nafsu
makan, dan kemampuan terbang serta mempertahankan sel darah merah), C
(menyehatkan kulit), D (membantu pertumbuhan tulang dan bulu), E (memperkuat
otot dan jaringan tubuh), dan K (mempercepat pembekuan darah).
Merpati kentong adalah sebutan
merpati lokal yang sering dijadikan ajang aduan. Aduan merpati lokal ini juga
mempunyai peraturan tersendiri. Tidak lagi diletakkan di satu tempat yang
dijadikan finis, melainkan tetap menggunakan kandang masing-¬masing sebagai finis
dengan pelepasan pada satu tempat yang ditentukan. Jarak pelepasan biasanya
lebih dekat dibanding dengan merpati pos, yaitu hanya mencapai puluhan
kilometer.
Sesuai namanya semula merpati ini
dipelihara untuk kepentin¬gan mengirim surat. Tentu saja pengiriman surat yang
dilakukan merpati jenis ini berbeda dengan petugas kantor pos. Jika petugas
mengirim ke alamat yang dituju (beberapa alamat), merpati hanya bisa membawa
surat atau pesan ke satu alamat. Alamat tersebut tak lain adalah rumah
pemiliknya, di mana merpati itu dipelihara. Kebanyakan merpati pos dimanfaatkan
saat terjadi perang atau bepergian sehingga pihak keluarga yang ditinggalkan
dapat mengetahui kebutuhan, kondisi, atau posisi pengirim.
Saya sebagai salah satu penggemar
merpati khusus nya tinggian akan mencoba mengurai tentang cara2 memilih merpati
tinggi yg mungkin dapat di jadikan sebuah patokan...dan mungkin apabila meleset
mohon maaf,karena tips ini didasarkan dari menggerayang burung tersebut,dan di
luar kemungkinan geranyangan tersebut meleset....kalau ingin pasti nya harus
mencoba dan melihat sendiri kerja merpati tinggi tersebut.
Cara memilih :
Lihat katuranggan burung sebelum
memegang karena kalau di lihat sudah gak karu2an bentuknya mending jangan
karena biasanya burung tersebut tidak seperti harapan.
Cara merawat serama tidak sulit dan
tak berbelit-belit. Kebutuhan hidupnya sama seperti ayam buras. Menurut
pengakuan Ir. Rudiasfie Sjofinal peternak ayam serama di Jakarta ayam cebol ini
memang sedikit sukar dikembang-biakkan. Ukuran kakinya pendek menyebabkan
pejantan sulit melakukan penetrasi ketika hendak kawin. Akibatnya, proses
percintaan menjadi tidak mesra dan sering tidak tepat mengenai sasaran.
Rudi sering membantu ayam pejantan
nangkring di atas ayam betina. Teknik pengawinan ini dilakukan dengan cara
memegang ayam betina lalu menyodorkanya ke depan pejantan. Syaratnya, kedua
mempelai harus benar-benar sudah siap kawin. Induk betina siap dipinang pada
berusia 5 – 6 bulan. Serama betina seperti itu biasanya berperilaku jongkok
jika dipegang punggungnya. Sedangkan usia subur pejantan berkisar pada umur 4
hingga 5 bulan.
Dunia perunggasan nasional dalam
gejolak. Demikianlah kalimat yang mungkin tepat untuk menggambarkan bagaimana
situasi perunggasan kita saat ini yang seiring dengan krisis ekonomi yang tiada
menentu. Gejolak perunggasan –yang dalam hal ini adalah per-’ayam’-an, cukup
rumit untuk ditelusuri bagai mengurai benang kusut. Mulai fluktuasi harga
broiler, produksi DOC yang (sekarang) kekurangan, harga pakan yang relatif
tinggi, belum harmonisnya hubungan antara peternak kecil dan besar, dan
berbagai permasalahan lainnya cukup membuat “resah” perekonomian nasional dan bikin “pusing” para penentu kebijaksanaan. Namun,
di tengah gejolak per-’ayam’-an itu, ada sekelompok ayam yang sepi dari hingar
bingar tersebut. Ia adalah ayam kampung. Ya, ayam kampung memang sepi , adem ayem, seakan tidak terpengaruh oleh situasi yang bergejolak di
lingkungannya. Ayam kampung sepi dari pembicaraan orang, sepi dari naiknya
harga pakan, sepi dari sirkulasi pasar, sepi dari program ini dan itu, bahkan
sepi juga dari sentuhan tangan para pengusaha.
Untuk memiliki merpati balap yang
baik tentunya harus mela¬lui berbagai proses pemilihan yang ketat: Tidak cukup
asal membeli di pasaran saja. Saat membeli sebaiknya calon pemilik telah
mengetahui ciri-ciri merpati balap yang baik. Bila perlu harus mendapatkan
secara jelas informasi keturunan serta prestasi merpati yang akan dibeli dari
pemiliknya. Memilih merpati balap bisa juga melalui induk yang telah diketahui
riwayat prestasinya, kemudian diambil anakannya.
Meskipun sebagian penggemar mengatakan dari bibit yang baik akan menghasilkan
merpati balap unggulan, ternyata tidak semuanya benar. Keturunan bibit unggul
pun untuk menjadi merpati unggulan, harus diimbangi kondisi fisik merpati itu
sendiri. Kondisi fisiknya harus memenuhi kriteria khusus, baru diberikan
perawatan dan program-program latihan yang cukup memadai. Diharapkan cara ini
dapat mengantarkan merpati siap berlaga di arena lomba dan mampu keluar sebagai
juara.