Berternak unggas hias seperti ayam
bekisar, ayam serama, ayam ketawa dan lain sebagainya, sudah bukan rahasia lagi
jika bisa menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Jika kita hitung dengan
cost produksinya, keuntunganya bisa mencapai 100% bahkan mungkin lebih. Kita
ambil contoh, untuk doc ayam serama saja, yang biaya produksinya kurang dari
5000 rupiah per ekor bisa dijual dengan harga 100 ribu bahkan bisa juga lebih
dari itu.
Dengan hanya melihat margin keuntunganya, tentu saja siapapun akan sangat tertarik untuk untuk membudidayakanya. Kebanyakan peternak akan memacu jumlah produksinya. Nah, justru disinilah penyebab banyaknya kegagalan para peternak unggas hias, karena hanya terbayang keuntunganya saja, maka investasi pun langsung digenjot dengan besar-besaran. Tetapi belum memiliki pasar yang pasti. Sehingga pada saat sudah produksi akan kesulitan dalam pemasaranya.
Dari pengalaman kami, dalam mengembangkan peternakan unggas hias ini kita tidak bisa terlalu berambisi mengejar jumlah produksi. Justru yang perlu dirintis adalah massalah pemasaranya. Produksi kita sesuaikan dengan daya serap pasar yang kita miliki. Jika kita hanya mampu memasarkan 10 ekor saja DOC nya dalam satu bulan, sebaiknya kita pelihara indukanya untuk 1 pasang saja. Kalau permintaan pasarnya meningkat baru kita tambah lagi indukannya.
Jadi keberhasilan anda dalam membudidayakan unggas hias sangat tergantung dari seberapa besar usaha anda dalam mendapatkan pasarnya, bukan dari berapa besar jumlah populasi yang mampu anda produksi. Dari pengalaman kami, untuk bisa mempunyai omset rutin sekitar 30 ekor DOC dalam satu bulan saja, kami memerlukan waktu kurang lebih 6 bulan untuk mengembangkan pasarnya. Semoga sedikit pengalaman ini bisa menginspirasi para peternak unggas hobi dalam mengembangkan usahanya. Salam Sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar